Apa pendapatmu?
Entahlah, setiap orang bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Tapi nggak salah juga kalo ada orang yang berkomentar. Itu hak mereka, kebebasan untuk berpendapat. Pola pikir setiap orang itu berbeda, ada yang menanggapinya dengan negatif, tapi nggak sedikit juga yang menanggapi dengan positif. Ah, santai aja. Toh suka - sukanya dia mau ngapain. Bukan urusanku.
Pendapat keluarga? Yah, mereka baru memperhatikanku (sedikit) ketika aku sudah terlanjur melakukannya. Tak terurus, itulah yang pertama kali muncul di otak mereka. Apa yang aku dapatkan? Cacian dan hinaan! Menyakitkan memang. Mereka hanya berkomentar tanpa memberikan solusi yang terbaik. Bapakku hanya diam, tak mampu berkata apa. Kakakku? Dia baru heboh dan sok perhatian saat dia sedang bersama pasangannya. Saat di rumah, hanya ada aku dan kakakku, apa yang terjadi? Krik krik... sepatah kata pun tak terucap. Aku iri dengan orang lain yang bisa akrab dan dekat dengan kakaknya. Curhat bareng, bercanda, dan berbagi pengalaman. Sedangkan aku? Punya saudara tapi tetap saja merasa sendiri. Dulu ketika aku masih di sekolah dasar, kakakku selalu mengatakan bahwa aku ini cupu, kurang pergaulan, bisanya cuma diem di rumah. Sakit men! Aku berusaha untuk lebih dekat dengan kakakku dengan cara bergabung dengan komunitasnya. Tapi apa? Dia malah melarangku. Akhirnya aku mencari kesibukan lain, bergaul di jalur yang berbeda dengan kakakku. Ibuku? Yah, memang nasihat dari ibu itu memang yang terbaik, tapi nggak mempan juga, susah memang, sudah terlambat, anak macam apa aku ini, maafkan aku Ibu… wkwk :v
Dan akhirnya aku menemukan diriku, dimana aku merasa nyaman didalamnya. Bergaul dengan anak-anak bandel di kelas, suka bolos, nonton konser - konser Underground dan melakukan hal - hal yang konyol dengan mereka. Yap, itulah masa putih abu - abu. Aku mulai meninggalkan kehidupanku yang lama. Aku mulai malas, suka nyontek, tidur di kelas (gara-gara kerja part time) dan senang mengomentari hal - hal yang menurutku nggak banget. Tapi itu hanya sekedar bercandaan. Mereka juga menanggapinya seperti itu. Suasana yang sangat berbeda dengan kehidupanku semasa SMP dulu. Waktu SMP, aku dibully, dimusuhin, difitnah dan aku hanya bisa diam. Orang dengan tampang pas–pasan kayak aku memang posisinya serba salah. Salah bertindak dikit sudah jadi bahan omongan. Aku benci kehidupan seperti itu. Solidaritas antar teman itu hampir tidak ada. Milih - milih temen. Ketauan banget mana genk yang gaul dan sosialita sama genk yang hobinya belajar dan pelit ngasik contekan. Kamu pasti tau aku di genk yang mana. Haha... memalukan memang.
Oh ya, kembali ke topik utama. Sejak kapan mulai merokok? Hmmm… sejak kelas sebelas, tepatnya saat aku mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang diadakan oleh sekolahku. Yah, lumayan nambah pengalaman dan beruntungnya setelah program PKL usai, aku diterima bekerja disana. Thanks God!
Oke, lanjut lagi, gini nih ceritanya…
Waktu jam istirahat, aku dan 3 temanku (cowok pastinya) duduk di warung nasi goreng di depan tempat PKL. Abis makan, yah ritual rutin pun dilakukan, yap! NGEROKOK.
J: Nggak ngerokok khe
Aku: Nggak
J: Ah, rugi qhe tomboy tapi nggak bisa ngerokok
Aku: Ah, apaan men tu? Makan asep!
K: Mbeh, payah qhe
Aku: Au
J: Khe kan kepedesan, nih isep biar ilang, satu aja
Aku: Au ah
T: (diem aja)
Tapi nantinya aku ngerokok juga, di rumah, nyobak 2 batang, rokok semprulna, masih coba–coba sih, tapi besoknya sakit tenggorokan, wkwkwk…
Dan akhirnya berlanjut sampai sekarang, tapi udah ganti merk :D
JANGAN DITIRU YA ! DIOLAS !
Yah, bisa dibilang aku kayak gitu tuh karena pengaruh pergaulan. Hidup ini pilihan, jalani apa yang membuatmu nyaman, tak peduli apa kata orang. Enjoy…
Kini aku mulai menjalani kehidupanku dengan bersikap lebih dewasa, walaupun sedikit. Aku mulai belajar lebih bertanggung jawab dengan pekerjaan, disiplin waktu (kadang) dan menjalaninya hari–hari dengan sebaik mungkin. Semua yang terjadi adalah pelajaran. Tidak hanya di sekolah, belajar juga berlaku di kehidupan. Belajar menghargai orang lain misalnya. Hargailah orang lain jika ingin dihargai. Walaupun aku nggak bisa menghargai diriku sendiri, wkwkwk… Tapi bukan berarti aku nggak punya harga diri ya :)
Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar